Jumat, 15 Juni 2012

Apple Paling Tidak Ramah Lingkungan


Kelompok pemerhati lingkungan, Greenpeace mengatakan Apple sebagai perusahaan yang tidak mengadopsi teknologi ramah lingkungan karena masih bergantung pada tenaga batu bara untuk layanan iCloud dan pesan kendali suara khusus, Siri.


"Apple saat ini gagal tidak seperti Google dan Facebook, keduanya mengambil teladan dalam hal ini," kata juru bicara Greenpeace, Dave Pomerantz seperti dilansir dari laman Telegraph.

"Ini sebuah hal yang memalukan bahwa perusahaan yang membangun reputasi memiliki pemikiran yang berbeda dan kini berada di luar tren," tambahnya.

Apple membantah laporan tersebut sebelum dipublikasikan. Apple menampik angka Greenpeace dan sorotan tentang kewajiban membangun pusat data miliaran dollar di Maiden, North Carolina, dan di Oregon, Amerika Serikat.

Greenpeace menyatakan fasilitas North Carolina yang dibuka tahun lalu untuk mendukung peluncuran iCloud akan membutuhkan daya hingga 100 MW dan pelestarian energi yang digunakan hanya 10 persen dari permintaan.

Apple menjawabnya dengan mengatakan bahwa data centre sebenarnya mengkonsumsi daya puncak hanya 20MW. Sebanyak 60 persen akan berasal dari sumber yang dapat diperbarui seperti tenaga matahari 171 ha yang sedang dibangun di dekat pusat data tersebut.

"Data centre kami di North Carolina akan menarik sekitar 20 megawatt pada kapasitas penuh, dan kami berada pada jalur yang benar untuk memasok lebih dari 60 persen dari daya yang ada dari sumber yang dapat diperbarui termasuk energi panas matahari dan instalasi sel bahan bakar yang masing-masing akan meluas jenisnya di negara ini," ujar seorang juru bicara Apple.

"Kami percaya ini proyek industri terkemuka ini akan membuat Maiden menjadi pusat data paling ramah lingkungan yang pernah dibangun, dan akan akan menyusul berikutnya dengan fasilitas baru kami di Oregon yang menjalankan 100 persen energi terbarukan," ujarnya.

Selain konsumsi daya, Greenpeace telah menargetkan Apple dalam penggunaan bahan racun kimia seperti bahan tahan api pada perangkat mereka. Kelompok ini mengatakan mereka tidak percaya klaim Apple mengenai pusat data di North Carolina.

"Apple memiliki persentase tertinggi dalam penggunaan daya batubara dan menolak untuk mengungkapkan apa saja tentang operasi pusat data mereka," ujar Pomerantz.

"Sangat menyenangkan bahwa Apple akhirnya berbagi beberapa informasi, namun mengingat ukuran dan biaya fasilitas tersebut, sangat tidak mungkin hanya akan mengkonsumsi daya 20MW," sanggahnya.

Apple Terburuk

Laporan Greenpeace menilai perusahaan internet dalam empat kategori yakni keterbukaan putaran konsumsi energi, lokasi infrastruktur, efisiensi, dan penggunaan energi yang dapat diperbarui.

Apple dinilai sebagai perusahaan yang terburuk di setiap kategori, terutama dalam pilihan untuk membangun di North Carolina dan Oregon. Jaringan listrik daerah tersebut sangat bergantung pada batubara dibandingkan dengan negara lain.

Amazon yang menjalankan kerajaan ritel online menyewakan ruang untuk jaringan globalnya dari server untuk perusahaan lain seperti Netflix, Dropbox, dan Twitter.

"Laporan Greenpeace menimbulkan pertimbangan penting di sekitar
efisiensi energi," ujar juru bicara Amazon.

"Kami terus berusaha untuk efisiensi energi yang lebih besar seperti kami membangun infrastruktur kami dan kami berharap dapat berbagi lebih pada upaya kami dalam ruang ini dalam beberapa bulan mendatang," lanjutnya.

Google yang telah banyak berinvestasi dalam energi terbarukan,
dipuji oleh Greenpeace. Begitu juga Facebook. Sejak laporan terakhir, keduanya telah berkomitmen untuk membangun pusat data 100 persen tenaga air di Swedia.
homepage:http://us.otomotif.vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar